16 Oktober 2024, Banda Aceh – Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Syiah Kuala (USK) bergabung dalam konsorsium proyek EmPower II: Women for Climate-Resilient Societies yang dipimpin oleh Women Research Institute (WRI). Hal ini disepakati setelah Kepala Pusat Riset Perubahan Iklim USK, Ir. Suraiya Kamaruzzaman, S.T., L.LM., M.T., dan Sekretaris II Pusat Riset Perubahan Iklim USK, Dr. Irfan Zikri, SP, M.A., menghadiri undangan dari UN Women untuk menghadiri Pertemuan Mitra Proyek EmPower II yang berlangsung pada 14-15 Oktober 2024 di Mataram, NTB.
Proyek EmPower II merupakan kelanjutan dari fase pertama yang telah diimplementasikan di Bangladesh, Kamboja, dan Vietnam. Fase baru ini diperluas ke Indonesia dan Filipina dengan fokus pada promosi aksi perubahan iklim yang responsif terhadap hak asasi manusia dan gender. Di Indonesia, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kebijakan mitigasi perubahan iklim, adaptasi, dan pengurangan risiko bencana yang responsif gender. Selain itu, proyek ini juga berupaya memberdayakan perempuan dan kelompok marginal untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan terkait perubahan iklim dan ketahanan bencana.
Di Indonesia, proyek EmPower II akan dilaksanakan melalui konsorsium yang dipimpin oleh Women Research Institute (WRI), dengan mitra lokal Yakines yang beroperasi di Provinsi NTT, serta Gema Alam yang beroperasi di Provinsi NTB. Selain itu, UN Women bekerja sama dengan KUMPUL, lembaga yang akan memimpin Outcome 3 proyek ini yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan.
Pertemuan mitra yang berlangsung pada 14-15 Oktober 2024 ini juga akan mengundang mitra potensial dari Aceh (Pusat Riset Perubahan Iklim USK). Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan tujuan dan sasaran proyek kepada para pemangku kepentingan lokal dan merencanakan perluasan kegiatan proyek di Aceh. Berdasarkan diskusi awal, Pusat Riset Perubahan Iklim USK disepakati akan menjadi bagian dari konsorsium yang dipimpin oleh WRI, mulai ikut berperan aktif dalam merancang kegiatan yang akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2025.
Dalam pertemuan tersebut, semua mitra proyek akan bersama-sama menyelaraskan visi keseluruhan proyek, membahas rencana kerja, dan mengidentifikasi tanggung jawab serta hasil yang diharapkan dari setiap mitra. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan utama proyek EmPower II, yaitu memperkuat ketahanan iklim di kawasan Asia-Pasifik dengan memperhatikan dimensi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Pusat Riset Perubahan Iklim USK, menyatakan komitmennya untuk berkontribusi pada keberhasilan proyek ini. Melalui keikutsertaan dalam proyek EmPower II, USK berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kapasitas adaptasi perubahan iklim di Aceh, khususnya dalam melibatkan perempuan dan kelompok marginal dalam pembangunan yang responsif terhadap perubahan iklim.
Oleh : Ir. Suraiya Kamaruzzaman, S.T, L.LM, M.T
Comments are closed