KBRN, Banda Aceh : Pusat Riset Perubahan Iklim Aceh (PRPIA) Universitas Syiah Kuala (USK) bekerjasama dengan LPPM, Prodi Teknik Sipil UTU, PII Aceh Besar, Jaringan Masyarakat Gambut Aceh, dan Yayasan Puga Uteun, dan Conservation Response Unit (CRU) Aceh melaksanakan webinar nasional dengan bahasan Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 1 November 2022.
Ketua LPPM USK, Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech dalam sambutannya mengatakan, LPPM USK sangat mendukung program riset dan kegiatan seminar/webinar yang bermanfaat untuk instansi dan masyarakat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan peserta yang sudah bersedia berbagi ilmu dan pengalaman pada kegiatan webinar ini. “PRPIA USK cukup aktif dalam membuat riset dan kegiatan webinar/diskusi publik. Sehingga bisa dijadikan contoh untuk pusat riset lainnya,” sebut Prof Taufik.
Adapun pemateri yang dalam webinar tersebut yaitu, Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M. Agr. (Guru Besar Teknik Sumber daya Air, IPB University), Prof.Dr.Ir. Sabaruddin Zakaria, M.Agr, (Guru Besar Agroteknologi Fakultas Pertanian, USK), Suraiya Kamaruzzaman,ST, L.LM MT. (Kepala Pusat riset Perubahan Iklim USK sekaligus Dosen Teknik Kimia USK). Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 345 peserta.
Prof Budi mengangkat judul presentasi, Analisis Perubahan Iklim dan Pergeseran Musim; Studi Kasus di Serang, Banten. Ia secara khusus menyatakan pentingnya memanfaatkan data dari berbagai sumber terutama dari BMKG, data dianalisis perubahan iklimnya dilihat dari trends perubahan yang terjadi. Baru dilakukan langkah strategi dan mitigasi di sebuah wilayah. Diakhir penyampaiannya, Prof Budi mengatakan bahwa lokasi studi terkena dampak perubahan iklim dengan indikasi terjadi peningkatan suhu udara dan penurunan curah hujan tahunan. “Model yang paling akurat untuk menganalisis pergeseran musim dan peluang kejadian hujan ekstrim harian, digunakan Model Gumbel,” sebut Prof Budi.
Pemateri kedua, Prof. Sabaruddin menyampaikan topik, Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Produktivitas Pertanian. Perubahan iklim diperkirakan akan berkontribusi besar terhadap kerawanan pangan di masa depan, dengan meningkatkan harga pangan dan mengurangi produksi pangan. Air yang dibutuhkan untuk produksi pangan kemungkinan menjadi lebih langka karena peningkatan penggunaan air tanaman dan kekeringan. “Cekaman kekeringan dan suhu sangat berpengaruh terhadap perkembangan organ vegetatif dan reproduktif serta mempunyai implikasi yang sangat tinggi terhadap penurunan produktivitas pertanian,” ungkap Prof Sabaruddin.
Berikutnya yang tidak kalah menarik, penyampaian hasil riset dari Kepala Pusat Riset Perubahan Iklim (PRPIA) USK. Suraiya Kamaruzzaman menyampaikan hasil kajian tim riset PRPIA USK yg menunjukkan telah terjadi perubahan iklim di Kabupaten Aceh Besar jika ditinjau dari Klasifikasi Oldeman. Dimana terjadi meningkatnya rerata intensitas curah hujan tahunan mencapai 593 mm/tahun dari periode pertama (1990-2000) ke periode ketiga (2011-2020). Selain itu juga terjadi peningkatan rerata suhu periode pertama tahun 1992-2000 ke periode ketiga tahun 2011-2020 mencapai 1.9 oC .
“Perlunya beberapa strategi dan mitigasi yang menyeluruh dalam membangun kesadaran masyarakat, terutama petani tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap pertanian di Aceh besar, serta perlu dukungan pemerintah untuk mengembangkan dan percepatan adopsi teknologi usaha tani yang lebih produktif serta adaptif terhadap perubahan iklim,” beberapa Suraiya. Diakhir acara, ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan dari output dari serangkaian kegiatan Penugasan Penelitian Pusat Riset Katagori B yang didanai LPPM USK. (*)
sumber : https://www.rri.co.id/daerah/80123/prpia-usk-bahas-dampak-perubahan-iklim-terhadap-sektor-pertanian
Comments are closed